Bukan hanya anak muda di desa ini yang meramaikan lapangan sepakbola tersebut. Para pemuda dari desa tetangga juga hadir. Mereka berbaur dan bermain sebagaimana umumnya pertandingan meski tak sepenuhnya menggunakan aturan standar. 

Kendati olahraga yang menguras tenaga itu berjalan tak sepenuhnya seperti pertandingan resmi, namun sportivitas tetap dikedepankan. Mungkin karena melibatkan pemuda dari beberapa desa sehingga sportivitas itu tetap ada. 

Pantauan media ini di lapangan Ogowele hari ini, Selasa sore (11/6/24), pertandingan dimulai setelah Sholat Ashar. Terlihat sejumlah pemuda dari Desa Bambapu dan Desa Ogowele Buga  berdatangan dan membaur dengan anak muda desa Ogowele yang merupakan tuan rumah. 

Mereka membentuk kesebelasan dadakan sesuai jumlah pemain yang ada tanpa melihat asal desa. Bagi mereka yang datang belakangan harus rela antri menunggu giliran sebagai pemain pengganti. 

Menariknya dalam pertandingan itu, bagi kesebelasan yang kalah, diharuskan mencopot kostum yang digunakan. Mereka yang kalah terpaksa bermain telanjang dada. 

Pertandingan setiap sore itu menjadi pemandangan yang memiliki daya tarik tersendiri. Selain masyarakat yang rumahnya tepat berada di empat sisi lapangan, masyarakat Ogowele lainnya menjadikan hal itu tontonan dan hiburan gratis setiap sore. 

Salah seorang warga yang berbincang dengan media ini, Sahabudin, mengatakan dirinya cukup senang melihat keramaian di lapangan desanya setiap sore. Warga yang akrab disapa Kamua ini merasa senang karena desa terasa bergeliat dengan adanya keramai sepak bola. 

"Ada yang dari desa tetangga, jadinya lebih ramai. Kita sangat senang kalau desa ini selalu ramai seperti ini sore hari," ujarnya. 

Sementara itu dilain kesemt, Kepala Desa Ogowele, Mapri H. Baribi kepada media ini memberikan apresiasi kepada anak muda baik yang di Ogowele maupun dari tetangga desa karena mau bermain dan meramaikan desa Ogowele setiap sore. 

Untuk itu kata Mapri, pihaknya terus berusaha merawat dan menjaga lapangan agar bisa tetap digunakan berolahraga setiap sore hari oleh warganya. 

"Kami selaku pemerintah desa Ogowele berusaha terus menjaga dan merawat lapangan itu agar layak digunakan berolahraga setiap sore oleh masyarakat," ungkapannya. 

Lebih jauh Mapri mengungkapkan bahwa lapangan itu butuh perhatian yang ekstra. Secara berkala dilakukan pemotongan rumput. Untuk biaya bahan bakar dan tenaganya ditanggung oleh pemerintah desa Ogowele. 

Beberapa anak muda usai berolahraga mengungkapkan bahwa mereka senang bermain di lapangan ini. Kondisi lapangan adalah alasan utama mereka. Disamping itu banyak anak muda yang berdatangan sehingga pertandingan bisa lebih cepat dimulai..... ****