Idul Fitr

Kota Palembang, Sekilas Sejarah dan Budayanya

$rows[judul] Keterangan Gambar : Aziza Rahma Putri Wijaya Asli, Siswa MA Patra Mandiri Palembang Kelas X MIA 3

PALEMBANG, Kliknusantara.com.

        Assalamualsikum wr.wb.

Haii  semuanya,  perkenalkan nama saya Aziza Rahma Putri Wijaya Asli.

Tulisan Kali ini, saya akan membahas sedikit tentang sejarah kota kelahiran saya, yaitu Kota Palembang. 

Kota Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah berusia 1337  tahun, yang didirikan pada 16 Juni 682 Masehi. 

Pendirian Kota Palembang itu merujuk pada Kedudukan Bukit yang berangka tahun 682, dan merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti itu bercerita tentang pendirian Kerajaan Sriwijaya di sebuah wilayah yang sekarang dikenal dengan Kota Palembang. 


Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang.

Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air.

Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. 

Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air (data Statistik 1990).

Nah kemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang. 

Palembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air.

Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.

Luas wilayah kota Palembang ini  kurang lebih 400,61 km², Kota  ini dihuni oleh lebih dari 1,6 juta penduduk pada 2020.

Kota Palembang juga kota terpadat dan terbesar kedua di Sumatra setelah Medan. Kota terpadat kelima di Indonesia setelah Jakarta Raya, Surabaya, Medan, Bandung.

Masuk kota terbesar kesembilan belas di Asia Tenggara. 


Kota Palembang dan beberapa kabupaten tetangganya (Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir) dikembangkan oleh pemerintah pusat sebagai wilayah metropolitan di Indonesia dengan kawasan yang disebut Patungraya Agung atau Palembang Raya.

Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembap nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam.

Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm.

Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. 

Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota.

Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 – 20 m dpl.

Penduduk asli atau pribumi Kota Palembang adalah Suku Melayu Palembang atau disebut juga Wong Palembang dalam Bahasa Melayu Palembang.

Namun warga dari luar Kota Palembang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Lampung, Musi, Pasemah, Lintang, Ogan, Lematang dan Semende. 

Pendatang dari luar Sumatra Selatan atau bahkan luar pulau Sumatera kadang-kadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan.

Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Melayu Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari.

Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari etnis Jawa, Minangkabau, Melayu, Madura, Bugis, Sunda, Batak dan Banjar.

Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India.

Penduduk kota Palembang mayoritas menganut agama Islam.


Agama Islam umumnya dianut warga dari suku Melayu Palembang, Komering, Jawa, Minangkabau, Melayu, Sunda, dan sebagian orang Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Bugis, Banjar, Tionghoa-Indonesia, India-Indonesia dan Arab-Indonesia. 

Agama Kristen Protestan dan Katolik, umumnya dianut warga dari suku Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Nias, dan sebagian Batak Angkola, Jawa dan Tionghoa-Indonesia. Sementara agama Buddha dan Konghucu umumnya dianut warga Tionghoa-Indonesia, kemudian agama Hindu umumnya dianut orang Bali dan India-Indonesia. 

Nah, baiklah teman-teman. Hanya itu yang bisa saya ceritakan selebihnya bisa kalian cari di youtube atau internet lainnya.

Sempatkan waktu untuk berkunjung ke Kota Palembang. Nikmati keindahan alamnya serta aneka kulinernya..

Sampai jumpa di tulisan berikutnya...

Wassalamualaikum wr.wb

(Aziza Rahma Putri Wijaya Asli) 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)