Jakarta, Kliknusantara.com| Peringatan May Day, sebagai hari Buruh diekspresikan organ buruh dalam berbagai kegiatan. Hari ini di Jakarta, peringatan 1 Mey 2025 salah satunya dengan turun ke senayan, DPR RI menyuarakan berbagai aspirasi.
Ketua Umum Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI), Lukman Hakim, turun dengan organ dan massa buruh lainnya ke DPR RI menyuarakan berbagai aspirasi buruh atas problem yang dialami secara nasional saat ini.
Menurut Lukman, saat ini, Indonesia menghadapi deindustrialisasi dini, di mana sektor manufaktur menurun, hingga menyebabkan hilangnya lapangan kerja. Bukan hanya kemunduran industrialisasi, pengelolaan sumber daya alam yang bermasalah juga turut menyebabkan degradasi lingkungan dan konflik sosial.
"Pelanggaran hukum ketenagakerjaan, seperti perusahaan menahan ijazah, dan PHK massal, misalnya kebangkrutan Sritex yang mempengaruhi 10.000 pekerja pada 2025, merupak isu utama yang memprihatinkan," ujarnya.
Lukman menyorot pudarnya upaya industrialisasi yang ditenggelamkan oleh kebijakan liberalisasi ekonomi. Ia menunjuk pada pasar bebas yang memberi keleluasaan impor tanpa batas sehingga mematikan industri dalam negeri. Industri dalam negeri dipaksa redup dan mati hingga menyengsarakan angkatan kerja dan terpaksa kehilangan pekerjaan.
Pada sisi lain, pemerintah tak mampu melakukan protek untuk melindungi buruh dan membiarkan industri dalam negeri di kendalikan sepenuhnya pemilik modal dari luar secara bebas dan cenderung mendikte pemerintah.
Kebijakan yang tak menguntungkan dan tak berpihak kepada rakyat sendiri dapat terlihat jelas dalam fenomena hastag #KaburAjaDulu.
"Mencerminkan kegelisahan generasi muda, dan di sisi lain banyak buruh terjebak skema ponzi, judi online, dan penipuan pekerjaan di luar negeri," ungkap pentolan aktifis buruh nasional ini.
Untuk diketahui, Hari Buruh Sedunia atau May Day, yang diperingati setiap 1 Mei, merupakan peringatan global yang menandai perjuangan buruh melawan ketidakadilan dan penindasan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Di Indonesia, hari buruh memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perjuangan buruh sejak masa kolonial hingga era modern.
Sejarah peringatan May Day berasal dari peristiwa Haymarket Affair (pembantaian Haymarket) di Chicago, Amerika Serikat pada 1886, di mana kaum buruh menuntut jam kerja delapan jam.
Di Indonesia sendiri, peringatan May Day dimulai pada 1918 bersamaan dengan gerakan anti-kolonial, yang ditandai protes pekerja perkebunan tebu pada 1842 sebagai salah satu penandanya.
Pada masa Orde Lama (1948-1965), May Day dirayakan resmi, tetapi pada Orde Baru (1966-1998), pemerintah melarangnya dan menetapkan 20 Februari sebagai Hari Pekerja.
Peringatan May Day pertama kali kembali digelar pada 1995 oleh Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI) dan Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) di Semarang dan Jakarta, dengan tuntutan upah Rp 7.000 dan stop intervensi militer dalam urusan perburuhan. Peringatan ini menandai kebangkitan gerakan buruh di era Soeharto.
Peringatan hari buruh saat ini, di masa Reformasi, bebas diekspresikan di Indonesia. Hanya saja tantangan lebih besar karena justru menghadapi deindustrialisasi dini, di mana sektor manufaktur menurun, hingga menyebabkan hilangnya lapangan kerja.... (Mrf).
Tulis Komentar