Kliknusantara.com| Nasib pendidikan Indonesia masih tak beranjak maju dari posisi titik star. Cita-cita merdeka dalam mukkaddimah UUD 1945, tertulis indah namun tak mampu berucap kepada Nakhoda negeri. Tak mampu dibaca bahwa pendidikan adalah kewajiban negara, bukan kewajiban warganegara, karena itu ia disebut hak.
Hari ini momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional. Upacara menggerek bendera menunjuk langit, namun seolah tanpa makna. Sekedar ritual tahunan dan seremonial penjemputan tamu tanpa jamuan dan pelayanan bahkan tanpa pengantaran.
Kata konstitusi dasar, kehadiran negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa yang berarti pendidikan merupakan hak rakyat yang wajib disediakan negara.
Namun faktanya pendidikan menjadi sesuatu yang amat mahal. Penuh linangan air mata dan keringat untuk mendapatkan selembar gelar berpendidikan. Bahkan sekedar pendidikan dasar yang dicanangkan tak mampu digratiskan untuk seluruh anak bangsa.
Padahal, bumi, air dan udara, warisan para pahlawan sudah dieksploitasi habis-habisan hingga ke perut-perutnya, pendidikan tetap saja biaya selangit dan tak terjamah oleh kebanyakan rakyat. Hanya segelintir orang yang menjangkaunya.
Menariknya, peringatan hari pendidikan ini, selang sehari saja dari May Day, peringatan hari buruh. Kondisinya lebih memprihatinkan. Seolah peringatan ini menggabungkan dua hari keprihatinan.
Buruh makin seret. PHK dan upah murah, regulasi tenaga kerja dengan berbagai siasat eksploitasi memberi jalan pemodal untung sebesar-besarnya dan tenaga kerja dipreteli hak-haknya jauh dari perlakuan manusiawi.
Pendidikan menjadi narasi di atas pelangi, namun sejatinya menjemput kecemasan anak bangsa yang berujung pengangguran. Pemenuhan kebutuhan melalui import. Ambil untung lewat kuota impor bagi segelintir naga, tak perlu industrialisasi. Lalu kita bertanya, Dimanakah engkau wahai negara?
Perubahan di muka bumi terus berjalan, namun tak sejengkal pun pendidikan kita beranjak dari posisinya untuk mendatangi warga negara.
Angka putus sekolah kian menjadi. Anak jalanan dan begal menjadi cerita sepanjang hari. Kenakalan remaja tak tetatasi. Prestasi hanya mimpi....
Selamat Hari Pendidikan.....!
* Redaktur
Tulis Komentar