JAKARTA KLIKNUSANTARA.COM | Ramai guliran isu soal tak angket DPR belakangan ini seiring hasil pemilu presiden yang memenangkan pasangan Prabowo - Gibran versi quickcount. Partai pendukung Paslon 01 dan 03 kompak mendorong penggunaan hak angket DPR.
Berdasarkan hitung-hitngan, mereka mayoritas di DPR saat ini. Jika mereka kompak, maka dapat memakzulkan Presiden Joko Widodo sekaligus mengkandaskan Prabowo-Gibran.
Meski demikian, Ketua umum Pergerakkan Aktivis Nahdliyin Nusantara (PeraNU), Dr. H. Andi Jamaro Dulung, MSi., memandang berbeda. Mantan Anggota DPR 2 Periode itu memprediksi langkah Kekuatan 01 dan 03 menggulirkan Hak Angket DPR akan patah ditengah jalan.
"Ada sejumlah alasan yang mendasari gagalnya Hak Angket DPR, yakni keroposnya kekuatan DPR," ungkap AJD, sapaan akrab Mantan Ketua PB NU ini di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
AJD melihat posisi PKB, NASDEM dan PPP masih terikat dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo, meski mereka berada di luar koalisi 02. Selain itu, dalam amatannya, beberapa partai yang tergabung pada koalisi AMIN dan Ganjar-Mahfud sedang mencari celah untuk bergabung ke Prabowo-Gibran.
Adapun posisis PDIP dan PKS sedang menghadapi ujian, sebut dia. Ujiannya apakah siap menjadi oposisi murni atau tidak.
Faktor lainnya lanjut AJD, gagalnya Hak Angket disebabkan pula, karena para pimpinan partai kurang yakin pada kekuatan people power. Pasalnya selama TNI/Polri tetap setia di bawah kepemimpinan Joko Widodo, hal itu sulit diwujudkan.
Pengguliran Hak Angket DPR menggunakan isu kecurangan pemilu yang terstruktur, massif, dan sistematis (TMS), jelas terlihat penuh keraguan. Memakzulkan Presiden Jokowi dan menganulir kemenangan Prabowo Gibran bagi AJD tak semudah omongan para polotisi itu.
“Karena itu bunyi bunyian tentang Hak Angket di DPR hanyalah pressure untuk meningkatkan posisi tawar Partai Politik kepada Prabowo,” ujarnya lagi.... (****).
Tulis Komentar